Sunday, December 2, 2012

Geometricalis-me

Geometricalis-me
Kisah kecintaan saya akan bentuk dan garis geometris :

Mengenalnya Pertama Kali
Nama Piet Mondrian untuk sebagian orang hanya diketahui sebagai pelukis yang karyanya menjadi inspirasi Yves Saint Laurent dalam menciptakan karya fenomenal di musim gugur 1965. Beberapa koleksi day dress dengan motif color blocking bernuansa warna primer, merah, biru, kuning, dipadukan dengan hitam, putih, dan keabuan.

Berbahan wol dan jersey, daily dress ini menjadi hits di masanya. Looknya memang simpel, namun pembuatannya ternyata sulit. Tantangannya terletak pada strategi menempatkan kotak dan garis agar proporsional saat dikenakan tubuh wanita yang berlekuk. Serta teknik bagaimana menyembunyikan jahitan yang membutuhkan skill tingkat tinggi.

About Him
Sejurus setelah melihat karya YSL, saya langsung mencari tahu tentang sang pelukis, Mondrian, yang berasal dari Belanda. Debutnya dimulai pada tahun 1905-1908, dengan karya lukis beraliran abstrak dan alam sebagai inspirasi. Seiring pertambahan kekuatan spirit dan filsofis, membuatnya tertarik dengan gerakan Theosophical yang diperkenalkan oleh Helena Petrovna Blavatsky di akhir abad ke 19.
Sudut pandangnya akan keindahan perlahan berubah menjadi lebih mendalam dan kubisme menjadi aliran yang dipilih dalam berkarya. Selanjutnya aliran ini disempurnakan menjadi De Stijl atau The Style, dengan konsep keharomonisan baru dalam dunia seni, yaitu mengurangi bentuk dan warna semaksimal mungkin. Kesan yang ditampilkan adalah pemanfaatan ruang dan komposisi warna.
Filosofi matematika M. H. J. Schoenmaekers menjadi salah satu acuannya. Walaupun pada masa itu, gaya De Stijl dipercaya hanya bisa digunakan dalam seni lukis, namun akhirnya saat masa modern bisa dikembangkan pada seni terapan lain, yaitu arsitektur dan interior.
Kekinian dengan Jarrar
Melalui era 90-an dengan Mondrian, sejak 2011, saya kembali merasakan crush dengan karya seni lain, yaitu koleksi fashion dari Bouchra Jarrar. Karyanya membayar kelelahan akan multi layer yang sedang menjadi demam di negeri sendiri, kurang pekanya saya terhadap si manis brokat dan tille yang kembali naik daun, taburan payet yang berkilau atau gaya too sporty yang justru detailnya kerap mengganggu.

Jarrar menawarkan gaya berbeda, yaitu dengan koleksi busana wanita bergaya tailored yang dibuat dengan sentuhan high fashion dan penempatan detail yang cerdas.

Jarrar facts dan koleksinya
Bouchra Jarrar yang berdarah Maroko ini, memulai karirnya sebagai asisten Nicolas Ghesquière di Balenciaga selama 10 tahun, kemudian dilanjutkan ke Jean Louis Scherrer, dan Lacroix, sebelum rumah mode bersejarah itu bangkrut di tahun 2009.

Terhitung 2010 , memulai label atas namanya sendiri. Gaya yang berkarakter. detail artistik, dan teknik jahitan berkualitas ala desainer Perancis, membuat Jarrar terlihat realistis dalam menawarkan koleksinya. Positioning Jarrar : `Kekuatan, elegan, dan berkelanjutan. Wanita tidak harus bertabur kemilau untuk menampilkan sosok indah dirinya.`

Untuk musim dingin ini, koleksinya didominasi celana pensil, atasan asimetris, blazer dengan permainan kerah, dan gaun dengan detail simpel. Palet yang dipilih adalah biru elektrik, hitam, abu-abu, dan putih, dengan torehan monokrom.







Finally, kisah percintaan saya dengan garis dan bentuk geometris akan terus berlanjut, demi membawa misi bahwa busana yang mampu membuat wanita mempesona, tidak harus bergaya feminin. 

2 comments:

  1. Pertamax ! \^o^/
    Tulisan yang bagus, teh.. Hanya perlu gambar agar dapat tervisualisasi dengan baik (terutama utk Neng yang awam dengan art & istilah2nya).
    Sukses selalu, teh.. ^o*

    ReplyDelete
  2. siap makasi masukannya:)) saya memang sedang menyiapkan imagenya :) dtunggu ya Neng. Sukses selaluu jugaa

    ReplyDelete